Memahami Kadar Oksigen Normal dalam Darah
Pandemi telah mengubah segalanya, mulai dari cara hidup kita hingga istilah-istilah kesehatan yang sebelumnya tidak pernah kita dengar kemudian menjadi familiar. Sebelum tahun 2020, kita sama sekali tidak terlalu memikirkan kadar oksigen darah. Mungkin ada saatnya seseorang sakit atau perlu dioperasi, dan petugas kesehatan menjepitkan sensor ke ujung jari untuk menguji level oksigen. Tapi pengecekan seperti itu tidak pernah kita ketahui secara umum dengan gamblang.
Hingga pandemi COVID-19 datang dan menunjukkan kepada kita bagaimana kesehatan paru-paru dan kadar oksigen itu saling berhubungan. Alat pulse oxymeter jadi populer dengan fiturnya yang dapat mengukur kadar oksigen darah. Covid-19 dapat menyebabkan hipoksia yang begitu berbahaya jika tidak ditangani sesegera mungkin. Penanganan dengan memberikan masker oksigen dapat menambah kadar oksigen dalam darah dan jika lebih parah maka akan membutuhkan alat bantu pernafasan atau ventilator.
Berapa kadar oksigen normal dalam darah?
Pulse Oxymeter mengukur berapa banyak oksigen yang beredar bersamaan dengan sel darah merah. Itu adalah perangkat kecil yang menempel di ujung jari. Alat ini menyinari pembuluh darah kecil di jari dan mengukur oksigen dari cahaya yang dipantulkan kembali.
Kadar oksigen normal dalam darah adalah jika berkisar antara 95 hingga 100 persen. Dan jika kadar oksigen di bawah 88 persen, itu perlu mendapat perhatian yang serius. Jika kita melakukan pengecekan dan keluar hasilnya dibawah level normal maka kita harus segera menghubungi penyedia layanan kesehatan atau pergi ke pusat perawatan darurat terdekat untuk mendapat pelayanan gawat darurat.
Bagaimana COVID-19 memengaruhi kadar oksigen darah?
Beberapa orang yang terinfeksi COVID-19 memiliki tingkat oksigen yang sangat rendah. Jika kita telah terpapar COVID-19, atau ketika telah dites positif tetapi tidak memiliki gejala maka tidak perlu memeriksa kadar oksigen darah. Tetapi jika mengalami gejala, maka kita mungkin perlu memeriksa level oksigen dalam darah. Jika semakin rendah dan terus menurun, hubungi penyedia layanan kesehatan.
Pada pasien virus corona, diperkirakan infeksi pertama kali merusak paru-paru hingga membuat bagian-bagiannya tidak dapat berfungsi dengan baik. Jaringan-jaringan itu kehilangan oksigen dan berhenti bekerja, tidak lagi mengalirkan oksigen ke aliran darah, menyebabkan silent hipoksia.
Apakah perlu memeriksa kadar oksigen darah?
Jika kita sehat tentu tidak perlu melakukan pengecekan secara berkala, tetapi jika memiliki kondisi paru-paru atau jantung yang bermasalah, pengecekan secara rutin mungkin akan dibutuhkan untuk memeriksa kadar oksigen darah. Beberapa yang direkomendasikan adalah orang-orang yang menderita penyakit:
- Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)
- Gagal jantung kongestif
- Fibrosis paru
- Hipertensi paru
- Asma
- Cystic fibrosis
Apa yang menyebabkan kadar oksigen darah rendah?
Beberapa kondisi dapat membuat kadar oksigen dalam darah menurun, berikut adalah beberapa penyebabnya:
- Ada cairan pada kantung udara di paru-paru
- Pembekuan darah di paru-paru
- Jaringan parut atau kehilangan jaringan paru-paru
- Olahraga intens, jika memiliki riwayat penyakit jantung atau paru-paru
- Henti nafas
- Mendaki gunung atau pergi ke dataran tinggi di mana tekanan udara membuat konsentrasi oksigen rendah.
Bagaimana memeriksa kadar oksigen darah?
Saat ini ada banyak sekali alat pengukur kadar oksigen dalam darah, mulai dari merk dan harganya yang bervariasi, mulai dari 100 ribuan hingga jutaan rupiah. Namun yang perlu di ingat pilihlah oxymeter yang terstandarisasi, jika ragu kita bisa pergi ke fasilitas medis untuk mencocokan hasilnya dengan perangkat yang lain.
Beberapa perangkat wearable terbaru yang dikenakan di pergelangan tangan juga dapat mengukur tingkat oksigen dalam darah. Seperti Apple Watch Series 6, Mi band 6, Amazfit band 5 dan Huawei band 6. Dengan perangkat ini Kita bisa memantau kadar oksigen dalam darah lebih mudah.